“Lelaki tidak lagi menoleh memandangku”
“Dan aku? Bagaimana kau bisa berpikir lelaki tidak lagi menolehmu, padahal aku tidak pernah berhenti mengubermu dimana pun juga kamu”
Novel yang di selesaikan pada tahun 1996 saat musim gugur ini berkisah tentang sepasang kekasih yang mempertanyakan kembali cinta mereka, indikator yang membentuk cinta mereka juga keyakinan cinta diantara keduanya.

Adalah Chantal dan Jean-marc, sepasang kekasih yang kehilangan identitas dan keyakinan cinta diantara keduanya. Chantal adalah seorang janda yang masih diselimuti kenangan masa lalunya. Ia menjalin kasih dengan seorang laki-laki berusia 4 tahun di bawahnya, Jean-marc.
Chantal mengalami kekaburan identitas saat dirinya tengah berlibur di sebuah pantai, di Normandia. Ketika ia kehilangan jejak Jean-marc dan mencoba mencarinya di sepanjang pantai. Batinnya bergumul, pikirannya mengisyaratkan bahwa laki-laki tidak lagi tertarik kepadanya karena ia sudah terlalu tua. Ia mulai mempertanyakan cintanya kepada jean-marc dan cinta jean-marc kepadanya. Ia merasa kisah cinta ini berjalan atas dasar rasa iba. Bukan hanya Chantal yang mengalami keraguan, jean-marc pun merasakan hal serupa. Keraguan yang dialaminya ditandai dengan keputusannya untuk menguntit Chantal.

Chantal dinarasikan sebagai perempuan yang terjebak dalam kegamangan. Ia bahkan tidak dapat membedakan apakah ia tengah berada dalam mimpi atau realitas.

Beberapa hari setelah ia mengalami keraguan, seseorang mengiriminya surat-surat yang berisi kekaguman atas dirinya. Dalam suratnya dikatakan, “kau cantik, cantik sekali”. Chantal membaca surat-surat itu dengan malu dan kemudian meletakanya di bawah tumpukan behanya. ia tidak ingin jean-marc mengetahui bahwa ia menginginkan bahkan berhasrat dengan pria lain yang ia pun tidak mengetahui siapa.

Tumpukan beha menandai sesuatu yang privat, rahasia. Kundera mengisyaratkan bahwa sepasang kekasih yang bahkan sudah tidur dan tinggal bersama masih menyimpan rahasianya masing-masing. Bukan hanya Chantal yang menyimpan rahasia, jean-marc pun menyimpan sebuah rahasia yang tidak ingin diketahui Chantal. Sebuah rahasia yang pada akhirnya membuat jiwa kekasihnya bergelora lagi, dorongan biologisnya bergejolak lagi.

Kundera menulis identity dengan narasi-narasi yang efektif. Hal ini terbukti dengan hanya menghabiskan 175 lembar. Sedikitnya halaman tidak berarti identity digarap dengan sembarangan, asal-asalan. Seperti halnya novel kundera yang lain ia masih bernuansa filosofis yang absurd. Kamu akan tau ketika kamu telah sampai pada halaman terakhir.

Sekilas, identity merupakan novel yang menceritakan tentang hilangnya identitas 2 orang manusia. Tapi benarkah novel ini bercerita tentang hilangnya identitas seseorang? Hilangnya identitas diri sendiri dalam hal ini chantal dan jean-marc? Atau seperti yang dipahami oleh kaum postmo bahwa identitas adalah hal organis yang tidak bersifat mutlak? Mungkinkah Chantal dan Jean-marc yang berusaha menghilangkan identitas Anne, tetapi pada suatu waktu Chantal mendapati kembali identitas Anne di dalam dirinya?

Kundera sekali lagi berhasil membuat novel absurd yang datar tanpa ekspresi. Kundera berhasil membuat saya mual.